- +6282123788818
- cs@fishandfruitsumatera.com
- Mon - Sat 8:00 - 17:30, Sunday - CLOSED
Belut Sawah (Monopterus albus) – paling umum dibudidayakan, cocok untuk pasar lokal dan ekspor Asia.
Belut Rawa – lebih besar, namun pertumbuhannya lambat.
Suhu ideal air: 25–30°C
pH air: 6,5–7,5
Lokasi tidak terlalu bising (belut sensitif terhadap getaran)
Debit air stabil, bebas dari pencemaran
Anda bisa memilih salah satu dari sistem berikut:
Biaya murah, mudah dipindah dan dikontrol
Ukuran umum: 2 x 3 meter, kedalaman 50–60 cm
Media lumpur + jerami + pupuk kandang + air
Cocok untuk skala besar dan intensif
Dinding tahan lama, mudah dikontrol kualitas airnya
Harus tetap ada media lumpur di dasar kolam
Cocok uji coba
Menggunakan lumpur + air bersih + pupuk kandang terfermentasi
Lumpur sawah + jerami busuk + pupuk kandang kambing (difermentasi ±1 minggu)
Tujuan: tempat persembunyian, mengurangi stres, sumber pakan alami
Cacing tanah, keong, bekicot cincang, ikan rucah, keong emas, daging dan ikan rebus
Bisa gunakan pelet tinggi protein (dicampur dedak halus dan bekatul)
Frekuensi pemberian pakan: 1–2 kali sehari, sore dan malam (belut aktif di malam hari)
Perlu pemijahan indukan (jantan lebih ramping, betina lebih gemuk)
Wadah khusus dengan substrat eceng gondok/lumpur halus
Telur akan menetas dalam 7–10 hari
Anakan dipindahkan ke kolam pembesaran saat usia 2–3 minggu
Jaga kualitas air (ganti air 20%–30% seminggu sekali)
Beri aerasi jika budidaya padat
Panen: usia 3–6 bulan, tergantung pakan dan padat tebar
Padat tebar ideal: 50–70 ekor/m² (untuk pembesaran)
Luka/memar karena gesekan: pastikan media cukup tebal
Jamur dan bakteri: bisa diatasi dengan rendaman larutan garam/PK (kalium permanganat) ringan
Cegah dengan air bersih, media yang cukup, dan pakan sehat